Effectiveness, Efficiency Manufacturing

Senin, 09 Agustus 2010

Diposting oleh Effectiveness, Efficiency Manufacturing Training / Konsultasi di 10.12 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda
Langganan: Postingan (Atom)

Cari Blog Ini

Selamat Datang

Selamat Datang, Kami persembahkan Blog ini untuk Member yang ingin meningkatkan Productivity Industries. 

Hubungi Kami :

Effectiveness, Efficiency Manufacturing Training / Konsultasi
Untuk Seminar Inhouse, Konsultasi Hubungi kami di: ee.manufacturing@gmail.com atau 0888-2553-888, 0852 250 39 7 29
Lihat profil lengkapku

Reduction Cost Control System

Reduction Cost Control System

Production Planning & Control System

Production Planning & Control System

Product, Proces Planning System

Product, Proces Planning System

Management BY Objective

Management BY Objective

EEM-Link :

  • Hollow Core Slab
  • EEM-Consultant

Member

Arsip Blog

  • ▼  2010 (4)
    • ▼  Agustus (1)
      • Tanpa judul
    • ►  Juli (3)

Curriculum Vitae

Curriculum Vitae

Pengantar

Banyak pengamat ekonomi meragukan Indonesia menang dalam persaingan dagang dengan Negara-negara lain apabila Free Trade Agreement diberlakukan. Dan memperkirakan akan banyak terjadi pengangguran karena banyaknya pabrik-pabrik yang akan di tutup.

Mengapa pengamat ekonomi meragukan kekuatan persaingan dagang Indonesia?

Memang cukup beralasan, karena banyak hal-hal yang membuat produsen Indonesia harus mengeluarkan biaya tinggi dalam proses menambah added value bahan baku menjadi bahan jadi, sehingga harga jual tidak mampu bersaing dengan Negara lain.

Kalau ditinjau dari segi tingginya biaya yang dikeluarkan untuk menambah added value produk, sehingga mengakibatkan Indonesia tidak mampu bersaing dengan Negara-negara lain, memang hal itu dapat menjadi pertimbangan untuk tidak memberlakukan free trade agreement pada saat ini.

Tetapi kalau ditinjau dari segi kesempatan untuk menguji kekuatan persaingan dagang Indonesia, dan kesempatan untuk memperbaiki diri dalam menghadapi persaingan dagang, Free Trade Agreement adalah saat yang tepat untuk diberlakukan.

Karena Indonesia memiliki kekuatan yang tidak dimiliki oleh Negara-negara lain dan mampu bersaing dalam Free Trade Agreement dan memenangkan persaingan tersebut.

Menurut Sun Tzu :

“Siapa yang memahami diri sendiri dan diri lawan secara mendalam berada pada jalan menuju kemenangan dalam semua pertempuran. Siapa yang memahami diri sendiri tetapi tidak memahami lawannya hanya berpeluang sama besar untuk menang. Siapa yang tidak memahami diri sendiri maupun lawannya berada pada jalan untuk hancur dalam semua pertempuran”.

Untuk menang dalam persaingan, kemampuan memahami diri sendiri menjadi sangat penting. Pemahaman terhadap kekuatan apa saja yang kita miliki dan yang tidak dimiliki oleh Negara-negara lain yang harus di gali dan diperbaiki secara effektif dan effisien.

Kekuatan Indonesia yang tidak dimiliki Negara-negara lain terletak pada berlimpah ruahnya sumber bahan baku seperti pertambangan untuk mendapatkan energy dan bahan baku untuk industry, dsb.

Alam dan musim Indonesia juga sangat mendukung Indonesia untuk menjadi Negara yang subur terhadap hasil hutan, perkebunan, pertanian. Dan lautan yang luas membuat Indonesia kaya akan hasil Perikanan.

Kelemahan Indonesia dibandingkan dengan Negara-negara lain yaitu terletak pada tidak effektif dan effisiennya proses memanfaatkan bahan baku tersebut.

Untuk lebih effektif memanfaatkan sumber bahan baku yaitu dengan menciptakan infrastuktur yang mampu mempercepat dan memperpendek jalur distribusi, serta peraturan perundangan yang mengatur dan perijinan yang cepat. Serta tindakan-tindakan hukum yang tegas terhadap penyeludupan-penyeludupan bahan baku keluar negri, yang hanya menguntungkan segelintir pihak.

Tingginya biaya untuk menambah added value secara garis besar disebabkan oleh 2 faktor yaitu faktor external dan internal.

Faktor external, adalah faktor dukungan dari pemerintah, dan industry hulu lainnya yang tidak dapat kita rubah. Seperti perijinan dan perundang-undangan, infrastruktur yang dibangun pemerintah untuk mempermudah dan mempercepat jalur distribusi, serta mendukung industry-industri lain dengan biaya murah.

Sedangkan faktor internal adalah Faktor kebijakan-kebijakan yang dibuat yang mendukung proses menambah added value dengan biaya murah. Tinggi rendahnya biaya menambah added value produk tergantung dari effektif dan effisiennya pemanfaatan resources suatu industry.

Jasa EE-Manufacturing  bertujuan untuk memajukan dunia industry Indonesia, dimana ide-ide inovative dapat di implementasikan pada dunia industry yang sedang menghadapi persaingan. Dan mampu memberikan inspirasi bagi dunia industry untuk memahami kekuatan diri sendiri dalam memanfaatkan resources yang ada secara effektif dan effisien serta innovative. Sehingga perperangan dalam free trade agreement bukanlah sesuatu yang ditakuti. Tetapi sebaliknya, menantang diri sendiri untuk lebih maju dalam menghadapi serta mengatur strategi untuk menang dalam pertarungan, sehingga kesempatan menjadi industry terdepan dan terpercaya terbuka semakin lebar.

Memahami diri sendiri

Memahami diri sendiri merupakan langkah awal proses evaluasi terhadap kekuatan dan kelemahan. Dan sering pemahaman diri sendiri hanya terlihat pada bagian luarnya saja. Dan tidak jarang terjebak dalam masalah yang pada akhirnya mengakibatkan penurunan kemampuan bersaing.

Sering terjadi, maju mundurnya suatu perusahaan diukur dari besarnya volume penjualan. Apakah volume penjualan menjadi indikator bahwa perusahaan tersebut, mengalami peningkatan dan lebih effektif dan effisien dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, atau dibandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya. Jawabannya Betul apabila peningkatan volume penjualan (output) dibandingkan dengan peningkatan value resources (input) lebih besar dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Kalau sebaliknya, terjadi penurunan kemampuan usaha secara tidak ketara. Hal ini akan menjadi sangat berbahaya, karena adanya penurunan kemampuan usaha yang tidak disadari. Sebagai akibat dari ketidak mampuan kita memahami diri sendiri.

Keterbatasan bahan baku meningkatkan kesadaran untuk memanfaatkannya secara effektif dan effisien

Indonesia memiliki berlimpah ruah bahan baku untuk industri, yang tidak dimiliki oleh Negara-negara lain. Merupakan suatu kesalahan besar apabila bahan baku ini tidak dimanfaatkan sebagai kekuatan dalam persaingan.

Saya sangat mengagumi Negara Jepang, dimana Negara ini mampu bersaing dengan Negara lain. Kalau kita lihat secara geografis, Jepang memiliki keterbatasan terhadap bahan baku. Hampir semua kebutuhan industry mereka di import dari Negara lain.

Karena keterbatasan bahan baku, Jepang harus mendatangkan bahan baku dari Negara lain. Dengan bertambahnya jalur distribusi untuk mendatangkan bahan baku, penambahan biaya lebih tinggi dibandingkan dengan Negara peng-export tidak dapat dielakan. Tapi yang sangat mencengangkan adalah mereka mampu meng-export added value produk kenegara-negara lain, termasuk Negara peng-export bahan baku. Artinya produk-produk mereka mampu bersaing dengan Negara-negara lain.

Bagi jepang keterbatasan terhadap bahan baku bukan menjadi penghalang untuk mampu bersaing dengan Negara-negara lain. Selama biaya penambahan added value product terkendali dan terkontrol secara effektif dan effisien.

Sangat kontradiksi apabila kita yang memiliki berlimpah ruah bahan baku, tidak mampu bersaing dengan Negara yang memiliki keterbatasan terhadap bahan baku.

Keberhasilan Negara Jepang bersaing dengan Negara-negara lain terletak pada keuletan mereka dalam memanfaatkan sumber-sumber dan bahan baku secara effektif dan effisien. Sedangkan Negara yang memiliki kelimpahan bahan baku tidak mampu memanfaatkan bahan baku yang ada secara effektif dan effisien.

Free Trade Agreement : Ancaman atau Peluang

Mengapa Free Trade agreement menjadi ancaman industri-industri dalam negri, dan cukup ditakuti, sehingga beberapa pihak perlu mengambil tindakan dengan berinisiatif mengajukan permohonan kepada menteri perdagangan untuk melakukan renegoisasi atas pemberlakuan Free Trade Agreement. 

Banyak kalangan memprediksi akan terjadi pemutusan hubungan kerja besar-besaran sebagai akibat banyak industri-industri dalam negri yang tidak mampu bersaing. Suatu prediksi yang sangat menakutkan sehingga banyak orang yang ketakutan akan situasi pemberlakuan Free Trade Agreement. Kalau dilihat secara negatif, ya... pemutusan hubungan kerja akan menyengsarakan semua pihak yang mengalami pemutusan kerja. Sehingga mereka membayangkan kemungkinan-kemungkinan jelek yang akan terjadi terhadap keluarga mereka.

Apabila benar-benar terjadi pemutusan hubungan kerja besar-besaran, yang akan mengalami kerugian sangat besar pengusaha atau para buruh atau negara ?

Apabila terjadi kondisi seperti ini yang akan sangat dirugikan adalah pengusaha yang memiliki industri  yang tidak effisien, effektif dan inovatif. Sedangkan akibat bagi negara dan para buruh kondisi ini hanya sementara dan tetap akan diuntungkan apabila Free Trade Agreement diberlakukan. (Alasan mengapa Negara dan para Buruh diuntungkan apabila Free Trade Agreement diberlakukan akan dijawab kemudian)

Sampai saat ini belum ada terjadi pengangguran besar-besaran, atau pengangguran meningkat. Sebaliknya apabila kita tanggapi secara positif, pemberlakuan Free Trade Agreement lebih banyak menguntungkan bagi industri-industri dalam negri yang effektif, effisien dan inovatif, karena peluang pasar menjadi semakin lebar dan kesempatan untuk tumbuh menjadi lebih besar terbuka sangat luas.

Jadi tidak ada alasan, ketakutan segelitir orang yang tidak mampu bersaing dibesar-besarkan menjadikan ketakutan nasional, sehingga Free Trade Agreement menjadi momok yang harus dihindari, apalagi ada upaya memprofokasi para buruh secara bersama-sama untuk membatalkan pemberlakuan Free trade Agreement.

Free Trade Agreement ibarat Berlian yang ada dalam genggaman kita, Berlian itu akan menjadi harta yang berharga apabila kita mampu mengolahnya atau Berlian itu akan menjadi batu biasa dan kita buang begitu saja.

Free Trade Agreement : Berlian dalam Genggaman

Saya sangat bersukurr dilahirkan, tumbuh dan hidup di Indonesia. Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat luar biasa, berlimpah ruahnya sumber bahan baku seperti pertambangan untuk mendapatkan energy dan bahan baku untuk keperluan industry, dsb.

Alam dan musim Indonesia juga sangat mendukung Indonesia untuk menjadi Negara yang subur terhadap hasil hutan, perkebunan, pertanian. Dan lautan yang luas membuat Indonesia kaya akan hasil Perikanan.

Setelah diberlakukannya Free Trade Agreement, Indonesia akan menjadi negara maju dan diperhitungkan oleh negara-negara maju lainnya.

Indonesia ibarat Gula yang di kerumuni Semut. Dimana sumber kekayaan alam akan mengundang negara-negara maju, untuk melakukan investasi untuk memanfaatkan sumber daya kekayaan alam Indonesia untuk kepentingan umat manusia secara  umum, dan kepentingan, kemakmuran rakyat Indonesia secara khusus.

Apakah peluang emas ini akan dibuang oleh negara-negara maju, terutama negara-negara yang memiliki keterbatasan bahan baku, dan mereka memiliki teknologi untuk mengelolah sumber daya alam tersebut.

Apakah kesempatan untuk memakmurkan rakyat Indonesia ini akan diabaikan oleh pemerintah Indonesia?

Memang Indonesia bukan satu-satunya negara yang memiliki kekayaan alam yang berlimpah, apabila kebijaksanaan pemerintah tidak kondusif dibandingkan negara-negara lain, Negara ibarat Gula di kerumuni Semut tidak akan menjadi kenyataan, dan kesempatan untuk memakmurkan rakyat menjadi slogan belaka.

Tapi sebaliknya apabila Negara Indonesia ibarat Gula dikerumuni Semut terwujud dan kebijaksanaan pemerintah tidak memperhatikan kelestarian sumber daya kekayaan alam dan dampak negatif dari kerusakan dan pencemaran sumber daya kekayaan alam yang berakibat pada tidak terwujudnya kemakmuran rakyat Indonesia. Sama artinya kita memberikan Berlian pada genggaman tangan kita ke tangan orang lain yang mampu memanfaatkan Berlian tersebut manjadi perhiasan yang indah dan sangat bernilai. Sedangkan kita yang memiliki tambang berliannya hanya menyaksikan kekayaan kita di keruk dan dimanfaatkan oleh negara-negara lain, untuk kemakmuran dan kesejahteraan negara yang menggali dan mengolahnya. Sedangkan kita menikmati dampak negatif dari hasil explorasi tersebut. Jangan sampai terjadi penjajahan rakyat Indonesia yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia.

Free Trade Agreement : Industri dalam negri Runtuh ??????

Kelimpahan sumber kekayaan alam, membuat industri dalam negri tidak terbiasa berfikir secara inovatif, effektif dan effisien. Selama supply masih relatif lebih kecil dibandingkan dengan demand, kebiasaan ini tidak akan banyak pengaruhnya, karena belum terjadi kompetisi bagi industri. Setelah Free Trade Agreement dibuka, demand akan menjadi relatif lebih tinggi dan selektif terhadap pilihan-pilihan yang semakin banyak, kondisi ini ibarat Gula dikerumuni Semut, banyak pihak akan menikmati akan manisnya Gula, maka semut akan berbondong-bondong mendekati gula, dengan melakukan investasi meningkatkan supply, dan memenuhi peluang demand yang selektif. Konsumen akan dimanjakan dengan produk-produk yang memiliki added value produk yang tinggi dengan harga yang terjangkau. Pada saat ini mulai dirasakan terjadinya kompetisi. Dimana investasi diarahkan pada meningkatkan added value produk, dengan harga yang terjangkau.

Kebiasaan tidak terbiasa berfikir secara inovatif, effektif dan effisien akan menjadi pembunuh nomor satu untuk industri dalam negri dan sangat mematikan. Akan banyak industri-industri dalam negri yang tidak effektif dan effisien dan inovatif memutuskan hubungan kerja dan pengangguran akan terjadi dimana-mana. Apabila tidak ada semut yang mengerumuni gula, terjadinya penggangguran akan menjadi beban negara dan beban kemakmuran rakyat Indonesia. Karena Indonesia memiliki kelimpahan kekayaan sumber alam, akan banyak terjadi investasi yang akan menyerap tenaga kerja.

Hanya industry-industri dalam negri yang effektif, effisien dan inovatif yang tetap bertahan, dan tumbuh.

Jelas, runtuhnya industri dalam negri yang tidak effektif, effisien dan inovatif tidak mendatangkan kerugian bagi para buruh dan negara. Karena hanya terjadi migrasi buruh ke industri lain. Sedangkan yang mengalami kerugian adalah pengusaha-pengusaha yang memiliki industri yang tidak effektif, effisien dan inovatif, karena runtuhnya usaha mereka.

Siapapun yang mengelolah sumber kekayaan alam Indonesia, industri-industri dalam negri atau investor asing, tetap akan mendatangkan devisa dan kemakmuran bagi rakyat Indonesia. Selama kebijaksanaan pemerintah memperhatikan kelestarian sumber daya kekayaan alam, dan dampak negatif dari kerusakan dan pencemaran sumber daya kekayaan alam yang tidak berakibat pada tidak terwujudnya kemakmuran untuk anak cucu kita dikemudian hari.

Free Trade Agreement : Persaingan dalam negri

Memang sangat berat bersaing dengan investor luar negri yang melakukan value manufacturing bagi industri mereka ke dalam negri.

Walaupun kita memiliki keunggulan effisiensi, effektivitas dan inovatif yang sama dengan investor dari luar negri, tetap saja kita kalah satu langkah ke depan, karena mereka sudah memiliki market network terutama di negara mereka sendiri. Untuk menyamakan kedudukan dan merebut peluang market yang lebih luas, keharusan membentuk jaringan marketing atau trading company di negara-negara yang memiliki keterbatasan sumber bahan baku sangat diperlukan.

Free Trade Agreement : Tumbuh dan Berkembang mendunia

Bagaimana dengan demand dalam negri,  yang tidak mampu di penuhi oleh industri-industri dalam negri, karena tidak mampu bersaing dengan produk-produk import yang dibawa oleh trading-trading company yang memiliki kelimpahan sumber bahan baku.

Dengan cara mendatangkan material mentah dari luar negri dan mengolahnya menjadi added value produk didalam negri, tidak akan mampu bersaing dengan trading-trading company yang berada di dalam negri . Untuk memenuhi  Peluang demand dalam negri  dengan biaya murah perlu dipikirkan untuk melakukan value manufacturing ke negara yang memiliki kelimpahan sumber bahan baku, guna mendukung industri dalam negri dan devisa bagi negara.

Tema Jendela Gambar. Gambar tema oleh Josh Peterson. Diberdayakan oleh Blogger.